Coban Rondo merupakan air terjun dengan
ketinggian air terjun sekitar 84 meter. Secara geografis, air terjun
ini berada pada ketinggian 1.135 di atas permukaan laut (dpl), dengan
suhu rata-rata 22oC.
Air Terjun Coban Rondo ini berjarak 12 km dari Kota Batu atau juga bisa ±
24 km dari Kota Malang dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Akses ke air
terjun Coban Rondo ini sangat mudah dengan jalan sudah beraspal baik.
Jika dari jalan raya arah Batu - Pujon, Malang, setelah melalui tanjakan
landai dan jalan berkelok-kelok dan terkadang tajam, maka akan sampai
di puncak perbukitan. Akan terdapat sebuah papan nama dengan ukuran
besar yang memberikan petunjuk untuk belok ke arah kiri keluar dari
jalan raya untuk sampai ke obyek wanawisata Coban Rondo.
Air Terjun yang terletak di lereng Gunung Panderman. Kata coban sendiri berarti air terjun, sedangkan rondo
berarti janda. Jadi Coban Rondo berarti air terjun janda. Penamaan ini
berdasar pada kejadian yang pernah terjadi di tempat itu.
Menurut
legenda, dahulu kala ada seorang perempuan cantik yang bernama Dewi
Anjarwati. Dewi Anjarwati dinikahi oleh Raden Baron Kusuma dari Gunung
Anjasmoro. Setelah menikah, keduanya tinggal di kediaman Dewi Anjarwati
di Gunung Kawi. Setelah 36 hari (selapan) menikah, Dewi
Anjarwati mengajak suaminya untuk berkunjung ke rumah sang mertua di
Gunung Anjasmoro. Orang tua Dewi melarang mereka pergi karena mereka
baru selapan hari menikah. Tetapi keduanya bersikeras untuk tetap pergi.
Dalam
perjalanan, mereka bertemu dengan Joko Lelono. Melihat kecantikan Dewi
Anjarwati Joko Lelono pun jatuh hati pada pandangan pertama. Meskipun
tahu bahwa Dewi Anjarwati sudah menjadi istri orang, Joko Lelono tetap
nekat berusaha merebut Dewi Anjarwati dari Raden Baron Kusuma.
Perkelahian pun tak dapat dihindarkan. Sebelum berkelahi, Raden Baron
Kusuma memerintahkan kepada punakawan (pelayan) yang menyertainya untuk
menyembunyikan Sang Dewi di sebuah tempat yang ada cobannya
(air terjun). Raden Baron Kusuma berpikir, sesudah mengalahkan Joko
Lelono, dia akan langsung menyusul istrinya di tempat persembunyian.
Namun malang tak dapat dihindarkan. Dalam perkelahian yang sangat sengit
itu keduanya tewas.
Dengan
meninggalnya Raden Baron Kusuma maka Dewi Anjarwati berganti status
menjadi seorang janda atau “rondo”. Sejak itulah orang-orang menyebut
tempat persembunyian Dewi Anjarwati itu sebagai Coban Rondo. Batu besar
yang terletak di dasar coban itu konon merupakan tempat Dewi Anjarwati duduk menantikan sang suami.
Saat
Anda memasuki kawasan Wana Wisata Coban Rondo, Anda akan disambut oleh
deretan pohon pinus dan cemara gunung yang berjajar rapi laksana pasukan
penyambut tamu kehormatan. Riuh rendah kicauan burung dan kupu-kupu
yang berterbangan semakin menambah ceria suasana. Mata Anda juga akan
dimanjakan dengan pemandangan bunga warna-warni yang sedang mekar di
kiri dan kanan jalan. Melintasi jalan beraspal di sela-sela rimbunnya
pepohonan, sambil sesekali menoleh lembah dan ngarai di bawahnya
merupakan hal yang sangat menarik.
Semua
keindahan itu akan semakin sempurna saat Anda sampai di lokasi air
terjun. Memandangi ribuan liter air yang tidak pernah berhenti mengalir
dari atas tebing, diiringi suara gerojok air dan angin yang bertiup
sepoi-sepoi, semakin menambah kesan sejuk dan damai.
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya